Kupadu huruf jadi kata,
Kurangkai kata dalam kalimat,
Kubingkai jadi puisi hati,
Tapi bukan roman picisan
Bagai pujangga yang sedang kasmaran,
Mengisi pagi, siang dan malamku…
Dengan siluet sang pangeran…
Hasratku tak tertahan padanya,
“Apa yang bisa kau tawarkan padanya?”
Ada tanya yang terlontar…
Dari bibir-bibir penuh benci dan cemburu
“Rangkaian kata mutiara?”
“Berlembar puisi cinta?”
atau…
“Janji setia sehidup semati?”
Aku tertawa dalam perih…
Aku tak tawarkan apapun
Aku persembahkan sebentuk rasa
Yang kusebut CINTA…
Yang jadikan mimpi, suka dan lara…
Milik bersama
Yang jadikan tatapan mata…
Sumber keteduhan jiwa
Yang jadikan genggaman erat…
Sumber ketegaran
Yang jadikan pelukan hangat…
Sumber ketenangan
Yang jadikan sepatah kata…
Sejuta ungkapan cinta