Berangkat sendiri ke negara asing…bukan hanya beda kota atau propinsi, tapi ini beda benua 😉 …sama sekali bukan hal yang mudah buatku. Aku bukan anak manja tapi kuhabiskan 28 tahun (ih..jadi ketahuan dech umurnya…hehehhe) hidupku dekat dengan orang tua. Dari 3 bersaudara, aku satu-satunya anak yang tak pernah tinggal jauh dari orang tua. Kuhabiskan masa kecil hingga aku lulus kuliah dan bekerja di Bali. Pertama kali aku harus berada jauh dari orang tuaku adalah saat aku harus mengikuti EAP di Jakarta selama 2 bulan. Hidup sebagai anak kost walaupun untuk pertama kalinya, tidak menjadi halangan buatku, karena walaupun kost masih banyak saudara yang bisa aku kunjungi di ibu kota ini. Tapi saat harus pergi selama 1.5 tahun ke negeri kangguru untuk menepuh study s2 ku…terbesit rasa khawatir, bukan karena aku harus tinggal sendiri nun jauh dari Bali, tapi karena aku harus meninggalkan papa dan mamaku berdua saja di Bali dalam jangka waktu yang cukup lama. Tahukan apa yang terlintas dalam pikiranku saat itu? Siapa yang akan membantu mamaku menyapu dan mengepel lantai? Siapa yang akan mengantar ke dokter kalo papaku sakit? Siapa yang menemani mamaku ngobrol sambil nonton TV (papaku mudah sekali tertidur di depan TV)? Siapa yang akan membantu mama transfer uang via ATM setiap bulan untuk adikku? (mamaku selalu takut salah memencet angka), siapa yang akan membantu papaku mengangkat kursi dan meja saat ada acara arisan atau pengajian di rumah? Siapa yang akan membantu mamaku membuat kue kering saat lebaran tiba?…dan sederet pertanyaan lainnya yang terus terang membuat hari-hariku pra keberangkatan ke Australia menjadi sangat berat, jadi tidak heran kalo berat badanku menyusut (biasanya aku cukup langsing dan berisi…bukan kurus yah..hehehhe).

 

Sesuatu yang tidak bisa aku hindari adalah hari keberangkatan. Apa yang kurasakan? Nervous tentunya…tapi ternyata bukan hanya aku yang merasakan, mamaku sampai melupakan banyak hal saat kami sudah bersiap ke bandara, diperjalanan papaku tiba-tiba saja sakit pinggang 😉  ada-ada saja pokoknya. Awalnya aku sempat khawatir akan menghabiskan penerbangan ini sendirian. Tapi Allah memang maha mengatur, di bandara aku bertemu 5 orang peneria beasiswa ADS juga yang akan berangkat ke Melbourne dan 4 diantaranya sama-sama Monash University. Tak ada yang bisa kukatakan selain mengucap syukur Alhamdulillah.

 

Berat memang meninggalkan dua orang yang sangat penting dan berarti dalam hidupku. Pesan mereka singkat “Jaga diri baik-baik disana, jangan lupa shalat dan ngaji” Aku pergi dengan membawa mereka dalam hatiku, dan amanat untuk pulang ke tanah air dengan gelar masterku. Did I cry? Not in front of them of course…putri mereka ini akan melangkah dengan pasti menggapai cita-cita dan masa depannya. Doakan anakmu ini!

 

This is gonna be my longest trip so far…satu buku habis kubaca dan semua lagu di iPod sudah habis kudengarkan. Akhirnya aku tertidur sampai sarapan pagi dihidangkan…mie goreng ayam, tetap saja perut Indonesiaku ini demo kalau belum ketemu nasi 😉 . Akhirnya sampai juga di Sydney…dan kami semua yang berangkat dari Bali harus menunggu selama kurang lebih 5 jam sebelum melanjutkan perjalanan ke Melbourne. Lelah, ngantuk, pegal dan lapar mulai menyerang…mau makan tapi kami khawatir tidak menemukan tempat makan dengan label halal (maklum ini kan di Aussie). Lagi-lagi Allah sangat pemurah, ada teman yang bawa biscuit..jadi kami bagi-bagi saja…Alhamdulillah untuk mengganjal perut. Setelah menunggu 5 jam, kami akhirnya berangkat ke Melbourne. Sampai di Tulamarine kami berharap pihak Monash sudah menyediakan penjemputan seperti yang sudah disepakati sebelum berangkat. Ternyata sampai di bandara kami harus menunggu lagi selama 2 jam. Katanya sedang summer, tapi kami disambut dengan angina dingin. Alhamdulillah mobil jemputan segera datang jadi kami tidak perlu berlama-lama diluar. Ah…Allah memang sayang aku…Subhanallah..maha suci Allah.

 

Sampai di tempat tujuan, aku akhirnya ketemu dengan mbak Ningrum yang selama ini sering berkirim email tentang tempat kost. Tak putus aku bersyukur kepada Allah..karena aku diberi begitu banyak kemudahan. Kalau teman-teman lain banyak yang harus keliling mencari permanent accommodation, aku langsung dapat tempat tinggal dengan harga yang sangat terjangkau dan teman-teman kost yang luar biasa baiknya (Mbak Suci, Erni & Ningrum)…Ya Allah terima kasih banyak atas segala kemudahan yang engkau berikan.

 

 

To be continued…

Advertisement

About Indira Sari Paputungan

Aku adalah penjelajah bumi Allah. Menikmati dan mensyukuri semua yang Allah hadirkan ke dunia dan ke hidupku. Mencoba menjadi bermanfaat buat diri sendiri dan orang lain.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s