Seringkali kita menyalahkan sekitar untuk kesedihan, kesialan ataupun ketidakmampuan kita untuk menghadapi masalah. Mengapa demikian? Karena hal itu sangat mudah dilakukan! Misalnya: “Aku nggak konsentrasi saat ujian kemarin, karena kamu nggak balas smsku. Aku kan jadi cemas.” Atau“Gara-gara kamu telpon tadi pagi, masakanku jadi gosong.”Bahkan tak jarang kita menyalahkan orang lain hanya untuk menghindari rasa bersalah. Mengakui kesalahan dan ketidakmampuan butuh keberanian dan tidak semua orang bisa dengan mudah dan berbesar hati menerima kekurangannya.

Saya pribadi seringkali berada pada posisi menyalahkan sekitar untuk ketidakmampuan saya menghadapi masalah (seringnya menyalahkan benda mati, karena ga bakal protes…hehehe) 🙂 . Seperti beberapa hari terakhir, saya selalu menunda mengerjakan essay dengan berbagai macam alasan. Berikut beberapa alasan yang paling populer:

  • Dosennya ngasi topik yang susah (susah karena emang belom dicoba kerjain)
  • Udah mulai musim gugur nich, kan dingin banget jadi ga konsen belajarnya (ada heater, nyalakan dong!)
  • Dingin nich, jadi lapar melulu. Bukannya ngerjain essay malah bolak balik ke dapur buat ambil makanan (OMG, emangnya bolak balik dapur butuh seharian?)
  • Essay-nya ada 2, totalnya 7,000 kata (karena banyak, bukankah seharusnya dicicil megerjakannya?)
  • Hujan melulu, bawaannya ngantuk (dasar, ini mah emang malas aja)
  • Dingin, otakku jadi beku (please dech ah, kalau otakmu beku pasti udah ga bisa bikini tulisan ini!)

Bisa dilihat kan, semua alasan diatas sebenarnya ga sensible banget, alasan yang ga beralasan (bingung ga?) 🙂 . Alasan yang dicari-cari untuk membenarkan apa yang saya lakukan. Nyalahin dosen, cuaca, hujan, perut lapar dan sebagainya…benar-benar sebuah pembelaan diri yang percaya dech, SANGAT TIDAK MEYAKINKAN! Butuh kedewasaan untuk menerima bahwa kita memang penuh dengan kekurangan, ga ada yang sempurna di dunia ini. Tapi bukan berarti kita harus menyerah dengan keadaan, bangkit dan berhenti menyalahkan sekitar. Cari akar permasalahan dan coba cari jalan keluarnya. Dengan diam dan terus mengeluh essay yang 7,000 kata ini tidak akan selesai. Jadi? saya cukupkan sampai disini tulisan kali ini, kalau tidak saya bakal kena panic attack lagi…hehehe 🙂

A reminder for myself:

GO BACK TO YOUR ESSAY INDIRA & STOP BLAMING THE WEATHER!

😉 PEACE!

Picture: http://images.andrewsmcmeel.com/media/4384/large.jpg

Advertisement

About Indira Sari Paputungan

Aku adalah penjelajah bumi Allah. Menikmati dan mensyukuri semua yang Allah hadirkan ke dunia dan ke hidupku. Mencoba menjadi bermanfaat buat diri sendiri dan orang lain.

7 responses »

  1. Lion_king says:

    Alhamdulilah…., Intropeksi diri yang bagus… ayo semangat….

  2. Utami says:

    In..TOTAL 7000 kata untuk DUA essay?
    Look at my list!!!
    2500 kata untuk Governance, 1500 kata untuk Field Trip Report Ecology, 3000 untuk final essay Ecology, 2000 for Perspective, 500 each for two short exercise on Environmental Analysis………….

  3. 1nd1r4 says:

    Insya Allah selalu semangat…terima kasih supportnya…CHAYO! 🙂

  4. 1nd1r4 says:

    Ami sayang, 7,000 kata buat 2 essay…tapi satunya worth 50% of the total mark. Mending kecil2 tapi banyak kan…Ami lagi puyeng ama essay juga ya, makanya blog-nya sepi…hehehe. Ayo Mi, SEMANGAT! 😉

  5. semangat adikku …
    jangan biarkan semuanya sia2 …
    kk tau ad mampu …
    hehehehe …

  6. satoetitik says:

    Semua comment semangat…. , SEMANGAT ….

  7. IRS Attorney says:

    Contact an experienced attorney on your behalf. It can make a huge difference in your life.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s