Kalau ga salah (berarti benar) ada film Indonesia yang judulnya Siksa Kubur ya? Nah, tulisan ini bukan sequel film tersebut, tapi sama-sama tentang penyiksaan. Kisah nyata yang dikisahkan oleh saksi hidup yang berhasil selamat dari penyiksaan maha kejam ini 👿
Kisah ini diawali ketika seorang cewe manis berambut panjang (punggungnya ga bolong, kuku ga panjang-panjang dan item, dan ga pake baju putih) berangkat menuju terminal international di sebuh airport di benua Asia. Sejauh ini sich dia masih duduk manis di dalam mobil, dan dia tidak tau apa yang menantinya di depan sana (musik ala film horror mengiringi scene ini).
Begitu turun dari mobilpun dia masih tidak sadar bahwa kekejaman mengintai dibelakangnya. Dia melenggang santai karena seseorang sudah dengan baik hatinya mengangkatkan barang bawaan si cewe manis ke atas trolley sekaligus mendorongnya menuju terminal keberangkatan.
Sesampainya di terminal keberangkatan ternyata counter check in sudah dibuka dan saat inilah si cewe manis tersadar akan bahaya siksa yang mengancam 👿 . Seseorang yang tadi dengan baik hati mengangkatkan bawaan si cewe sekaligus mendorongkan trolleynya tidak bisa ikut masuk ke dalam.
Cewe manis : Gpp kok, kan tinggal dorong trolley aja. Aku bisa sendiri. Tunggu ya, abis check in aku keluar lagi dech.
Seseorang : Oke, hati-hati ngangkatnya.
Si cewe manis lupa kalau dia harus mengangkat barang bawaanya yang berupa sebuah koper yang ukuran dan beratnya sangat jauh dari kesan imut dan sebuah backpack yang beratnya hampir 10 kg ke atas belt buat di screening 😈 . Ternyata kekuatan si cewe manis tidak bisa diremehkan, walaupun badan langsing 😉 (cuma 46 kg dengan tinggi badan 158 cm) dia berhasil mengangkat koper dengan berat 27.5 kg itu sendirian. Seorang cowo berbadan tinggi besar yang mengantri di belakangnya sampai berkata “Wah, kecil-kecil kuat banget ngangkat koper segitu gedenya” (alangkah lebih baiknya jika dia membantu si cewe manis mengangkat koper daripada memberi pujian yang ga perlu). Pengangkatan koper tahap pertama ini menyisakan sakit di lengan kanan dan sebuah memar berdiameter 4 cm di tulang kering kaki kanan.
Siksa berikutnya datang tanpa memberi si cewe manis kesempatan untuk memeriksa nyeri di kaki kanannya akibat terbentur dengan si koper. Selanjutnya dia harus mengangkat si koper berikut si backpack kembali ke atas trolley. Kali ini si koper nyangkut dan saat ditarik dengan sekuat tenaga si koper mendarat dengan mulusnya di atas lantai dengan tidak lupa membenturkan kembali ujung rodanya lagi-lagi ke kaki kanan si cewe Manis. Adowwww!!! Si cewe manis mengaduh lumayan keras. Bukan hanya itu, jempol imut si cewe juga dilindas roda koper, untung saja sepatu kets yang dipakai lumayan kuat (tapi sempat nyut-nyutan juga jempol si cewe 😦 ).
Siksa koper belum berakhir, selanjutnya si cewe menuju counter check in dan untuk ketiga kalinya dia harus mengangkat si koper ke atas belt buat ditimbang. Untuk mengangkat si koper laknat ini, si cewe manis harus menumpukan koper lagi-lagi di kaki kanannya. Proses ini meninggalkan lebam dengan diameter ± 5 cm tepat di bawah lebam sebelumnya 😥 (sakit euy).
Setelah si koper tukang siksa masuk bagasi, si cewe bisa bernafas sedikit lega. Hanya backpack yang harus dipanggul (walaupun ini pada akhirnya menyisakan pegal-pegal pada bahu dan lengan). Apakah siksa si koper berakhir disini? Ternyata tidak saudara-saudara!
Si cewe bisa bernafas sedikit lega karena saat transit di KL dia tidak perlu mengambil koper kejam itu (directly transferred to the next flight). Sampai di tempat tujuan, si cewe manis kembali dihadapkan oleh siksa kejam si koper. Pertama, mengangkatnya dari carousel (kali ini sukses tanpa meninggalkan lebam). Kedua, mengangkatnya ke belt buat di screening. Ketiga menurunkannya dari meja screening. Nah yang ketiga ini meninggalkan lebam yang ketiga di sebelah lebam yang pertama dan diameternya tak kurang dari 5 cm, sekaligus menjepit jari kelingking si cewe manis (suer ini sakit banget). Keempat, mengangkat koper ke atas skybus dan meletakkannya di tempat barang. Ga meninggalkan lebam, tapi menggilas kaki kanan dan menyenggol seorang bapak-bapak yang berada tepat di depan si cewe manis “Sorry” (kata si cewe manis dengan tampang memelas) “No worries” (kata si bapak sambil tersenyum).
Ada waktu istirahat sebentar sepanjang perjalanan dari airport ke Southern Cross station. Sampai di stasiun, OMG! Harus angkat koper ke atas escalator. Si cewe manis khawatir kalo sampai terjungkal dari escalator, mana ga ada orang yang bareng2 turun, tar jatoh ga ada yang nolong. Besok pagi bisa masuk koran “A cute girl with huge red suitcase fell from the escalator at Southern Cross station” (sama sekali bukan cara yang keren untuk menjadi terkenal di luar negeri). Alhamdulillah, si cewe dan kopernya berhasil turun dengan selamat tanpa kurang suatu apapun. Sampai turun dari kereta di Huntingdale station dan naik bis 900 ke clayton semuanya baik-baik saja. Pas turun dari bis, ehhh….pak sopir berhenti agak jauh dari trotoar, jadi mau ga mau koper kudu diangkat, ga bisa ditarik…nyebelin banget dech. Ini siksa penutup buat si koper, pas si cewe mengangkat koper dengan sisa-sisa tenaganya, koper itu dengan sukses membentur lutut si cewe plus membuat urat dan otot tangan si cewe serasa mau putus…Arggggggg!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Enough! AKhirnya cewe manis sampai juga di rumah. Saat bangun keesokan harinya, badannya serasa habis dihajar Mike Tyson. Ternyata si koper telah memberikan souvenir 3 lebam di tulang kering kaki kanan, 1 lebam di paha kanan, 1 lebam di lutut kanan, jari-jari kaki yang nyut-nyutan, kelingking yang sedikit lecet karena kegencet, pegal dan nyeri pada lengan dan bahu. Sungguh heran kenapa semua tanda kekejaman ada di bagian tubuh kanan (apa karena tangan kanan itu tangan sopan? Ah ngaco) Kejamnya ibu kota, lebih kejam si koper merah!
Sebagai pembalasan, begitu sampai rumah si koper merah langsung dikosongkan dan dimasukkan dalam lemari. Biarkan dia menikmati rasanya menjadi barang yang diabaikan dan tidak berguna..hahahahah 👿
Badan mba lebam-lebam juga sakit badan, nah koper kejam ama ransel iblisnya gimana kondisinya sekarang ? kok nga dikasih tau keadaannya ……. ( kejam yah nanyanya, dengan muka nga bersalah )
–> *pletakkkk* ngegetok satoetitik…..mereka sudah saya asingkan ke dalam lemari, biar merasa tak berguna 👿
huwa……… benjol kepala aku, hiks … tak kasih tau ama koper n tas …. kalo aku *dipletakkkk* ….. hiks, biar ada balasan dari *si kejam dan si iblis *…..
–> lagi ga ada kerjaan ya…banyak amat commentna. *pletakkkkk…* jitak lagi ahhhh….
Oh… itu mba toh, saya pikir petugas yg lagi bawa barang punya orang lain ……. ” lari …… ”
–> ga sopan…*kejarrrrrrrrrr……*
wakakakakak…
sori in.
bukan gak bersimpati.
tapi pengalaman seseorang yang ke sydney taun lalu juga sama.
bedanya dia bawa koper 32kg!
sampe rumah kos musti naik tangga ke lantai 3.
besoknya badannya serasa habis digilas truk.
huahahaha…
masa-masa itu…
*bernostalgia*
–> wah lebih dahsyat ternyata….tapi hebat dah digilas truck masih oke aja badannya…*kaborrr…*
Ha..ha…
Kopernya nyiksa banget yah..
Kali aja koper tu tlah dikutuk gitu sama Mak Lampir..
–> hahaha..bukan hanya Mak Lampir, tapi Nini Pelet juga pak 😆
koper ukuran segitu koq beratnya bisa sampe 27.5kg ya. Isinya apa sih? barbel ya 🙂
mgkin laen kali kudu dipertimbangkan buat ngirim koper itu duluan 🙂
–> ongkos kirim kopernya lebih mahal dari biaya over bagasinya Git…hehehe 😀
Wadooh..
jad inget pengalamanku waktu di Sydney, udah kaya anak ilang ga tau jalan keluar dari stasiun. Begitu tau, ternyata harus menempuh 1000 anak tangga (ga segitunya juga sih) 2x karena salah jalan sambil bawa2 koper segede gaban huhuhuhuhu.. untung ada bule ganteng yang baik hati mau nolongin ngangkat walau cuma beberapa anak tangga, mungkin karena ga tega liat anak imut yg setengah mati narik kopernya naik tangga huehehe..
Mudah2an ga kejadian lagi besok di melbourne. By the way di southern cross station banyak tangganya juga ga yah? klo iyah, kayanya kudu bawa protector buat tulang kering n paha (just in case) =p
Anyway thank’s for sharing your experience! ^^
–> Sama2, senang bisa membantu. Southern Cross tangganya dikit, yah paling 500an *hiperbola dikit* …. ada escalator kok (lebih bahaya lagi yah). Bawa aja protectornya…hihihi 😆
[…] berisi laptop tercintanya. Proses membawa koper ini berlangsung dengan penuh perjuangan, jadi inget siksa koper merah saya . Waktu menunjukkan pukul 22.00 WC (Waktu Clayton) saat kami bertiga berjalan menembus […]