“Sampai di rumah, setelah meletakkan beras di dapur, aku menuju kamar untuk berganti pakaian. Bersantai sebentar setelah seharian beraktifitas sepertinya enak, akupun menghidupkan TV dan disinilah kejadian itu berawal….”
Kutekan tombol remote berkali-kali tapi TV tak juga menyala, setelah kuperhatikan lampu indicator TV saja tidak menyala, yang artinya TV dalam keadaan off alias mati. Tidak biasanya aku mematikan saklar listrik di kamarku karena berarti mematikan koneksi internet juga dan seingatku pagi tadi sebelum berangkat kuliah aku tidak mengutak-atik saklar sama sekali. Ah…aku cek sajalah biar pasti dan memang sesuai dugaanku saklar dalam posisi ‘on’. Hmm…ada apa ini…
Ah…LAMPU KAMAR! Aku bergegas menekan saklar lampu kamar dan hasilnya lampu tidak menyala. Oke…mungkin lampu kamarku putus, sudah cukup lama tidak diganti. Musim dingin begini, jam 5 sore saja sudah mulai gelap…aku bergegas ke dapur mengecek main switch dan posisinya juga ‘on’. Level panikku meningkat, tapi masih bisa bepikir jernih. Think Indira…think! O ..ya…aku bergegas ke kamar mandi (bukan untuk mandi demi menenangkan pikiran tentunya) membuka keran wastafel dan yups…keran air panasnya berfungsi (ada perasaan lega)…berarti…..aduh tolol sekali aku, keran air kan pake gas bukan listrik ya jelas saja berfungsi. Kemudian ke dapur lagi menghidupkan kompor…aha menyala juga….ya ampyun ketololan ganda, kompor kan pake gas juga…
Tiba-tiba…dug…dug…dug…ada suara bedug aneh dari arah dapur. Ya Allah, aku belum nikah nich…jangan biarkan orang jahat masuk rumah dan merenggut jatah makan malamku nyawaku. Dengan langkah berjingkat (biar ga kedengaran) aku menuju arah suara aneh di dapur. Pintu belakang masih terkunci dan jendela juga ga pecah (I’ll stop watching horror movie…give me such negative thoughts)…bunyi dug…dug…dug masih berlanjut. Semakin dekat dengan jendela dapur yang menghadap ke depan rumah, bunyi aneh itu semakin keras. Tanganku yang sedikit gemetaran menyibak tirai jendela dan melihat pintu kayu di depan tidak terkunci sehingga terhempas oleh angin dan menciptakan bunyi-bunyian itu. Tapi biasanya pintu itu terkunci, siapa yang membukanya? (huwaaaaa 😥 ….janji dech ga nonton film syerem lagi).
TELEPON! Aku harus telpon mbak Erni buat tanyain…tapi aku berubah pikiran, ah sms aja biar murah *hemat mode ON*
Indira: Mbak tadi sebelum kuliah listrik di rumah masih hidup ga? Soalnya Semarang mati.
Mbak Erni: Nggak sich pas aku berangkat jam 3 tadi
Jam 3 masih baik-baik aja, aku sampai rumah tadi jam 5-an, kan cuma jeda 2 jam…cukup ga waktu segitu buat orang sabotase listrik rumah yah. Wahhh…aku mulai parno nich, pikiran-pikiran ga jelas mulai mampir ke kepalaku. Tiba-tiba ada sms masuk…
Mbak Erni: Coba telpon Asih aja, listrik di rumah dia kan pernah mati
Untungnya aku tadi beli pulsa…wiuh…segera menghubungi Mbak Asih (walaupun ga yakin bakal membantu banyak). Hasilnya? Telepon aja ke THRU nya. Baiklah…akupun menghubungi THRU…jantung berdegup semakin cepat dan tanganku sedikit gemetaran…di dalam rumah semakin gelap saja, aku bahkan menggunakan cahaya telepon genggamku untuk melihat nomor telepon (aku menelepon dengan telepon rumah).
CS: Hello, Sue’s speaking…may I help you?
Indira: Halo, listrik…eh…errr…(aduh mau bilang apa ya tadi? Kok malah pake bahasa Indonesia)
Tiba-tiba kemampuan bahasa Inggrisku hilang dan otakku dengan lambatnya memproses terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris.
Indira: Sorry, I’m calling about the electricity at my house. It was suddenly off when I turned on TV (padahal dah mati sebelum TV dihidupkan…Allah maafkan aku, sungguh ga bermaksud bohong, ini karena panic aja…jadi lupa kronologis kejadian sebenarnya).
CS: Have you checked the switch? Is it on?
Indira: Ya (lagi-lagi lupa bahasa Inggris 😦 ) I’ve checked it and it’s ON
CS: Have you checked the …. *something something* meter…. box (ga denger jelas karena lupa bersihin kuping makin panic dan mulai terasa dingin tanpa cahaya sama sekali).
Indira: (Aduh apaan lagi nich?) I have no idea what and where it is
CS: Ok, we’ll send someone there within 2 hours. Your address please
Indira: (What? 2 jam? Dua jam dalam gelap dan dingin…sendirian pula 😯 dan lagi-lagi aku kehilangan ingatanku…aduh berapa ya no rumah) unit 2/1439 …. Road…. (alamat disamarkan demi menjaga keamanan)
Aku sempatkan menengok keluar dan lampu di unit depan dan sebelah menyala dengan terangnya…siapa yang tega-teganya mematikan listrik di rumahku yaaaaaaaaa!!!!!
Setengah jam berlalu dan sekarang sudah benar-benar gelap. Usahaku untuk mencari penerangan darurat seperti senter, lilin, menyan atau lampu templok berakhir dengan ditemukannya lilin ini:
yang ga sampai 15 menit padam dengan suksesnya karena ternyata sumbunya ga sampai bawah…kenapa pula orang menciptakan lilin yang sumbunya cuma seupil sich! 😡 Akhirnya aku memutuskan memakai alat ini sebagai penerangan sekaligus alat pertahanan kalau ada yang menyerangku dalam gelap.
Satu jam berlalu dan masih juga belum ada tanda-tanda orang akan datang untuk memperbaiki listrik dirumah. Aku duduk diam dalam kegelapan, lagi-lagi pikiran aneh hinggap di kepalaku bagaimana kalau nanti ada orang datang mengaku petugas, tapi ternyata cuma ngaku-ngaku aja? Trus begitu aku ijinkan masuk malah menyekap aku dan menjarah seisi rumah. Huwaaaaaaaaaaa 😥 kenapa sich aku jadi parno gini? Kalaupun ada yang datang aku ga bakal buka gerendel pintu, liat dulu kalau cakep punya ID card baru boleh masuk. Itupun aku akan tunjukkan switch trus aku tunggu diluar (tapi kan dingin…), aku buka pintu lebar-lebar aja dech, jadi bisa teriak atau kabur kalau dia macem-macem.
Satu jam berlalu, kegelapan dan hawa dingin membuat tubuhku semakin gemetaran dan telingaku sepertinya menjadi extra sensitif sehingga bunyi gesekan pun bisa terdengar. Gimana kalau ada yang merayap di lantai dan tiba-tiba memegang kakiku? Langsung kebayang Sadako yang ngesot di film The Ring. Aku secepat copet kilat meloncat ke atas tempat tidur. Apa ya yang bisa memberi sedikit cahaya di kamarku ini? Akhirnya aku menghidupkan laptop dan dengan oon nya mencoba koneksi Internet yang dengan suksesnya gagal..ya iya lah wong listriknya mati. Sialnya batere laptop tinggal setengah dan ga sampai setengah jam udah mulai tuit tuit minta di charge. Tiba-tiba aku mendengar langkah kaki di halaman belakang. Aku pegang erat-erat lighter, kalaupun ada orang jahat bakal aku colok matanya pake lighter ini, kalau cakep akan aku jadikan suami..halah..ngelantur. Satu…dua…tiga..empat…lima menit berlalu dan tidak terjadi apa-apa…aku meringkuk di balik selimut sambil tetap memegang erat lighter.
Dua jam berlalu dan tiba-tiba lampu menyala. Aku lega banget…dan tiba-tiba ada suara langkah kaki di depan, dengan sedikit berjingkat aku membuka pintu kamar dan mengintip…ada suara kunci diputar…aku menahan nafas…dan pintupun terbuka…Ahhhhh tumben-tumbennya aku senang banget Ami pulang ke rumah 😀 dan langsung kusambut dengan laporan singkat jelas padat tetang tragedi listrik padam hari ini….Ternyata Indira bisa takut juga…hehehe… 😀 . Seperti kata edy di bawah….kisah ini masih menyisakan misteri. Sampai detik ini aku nggak tau sebenarnya what’s wrong dengan listrik di rumah, apakah padam dari pusatnya atau listrik di rumah yang error. Apakah mungkin langkah kaki yang kudengar di belakang rumah itu adalah petugas yang datang memperbaiki listrik? tapi gardu dan panel listrik rumahku letaknya di depan dan bukan di belakang rumah. Something..something…meter..box itu mungkin (interpretasiku setelah bisa berpikir lebih jernih) mungkin kotak panel listrik (sejenis gardu) yang ada di depan rumah…not so sure juga. Angan-angan ketemu petugas yang cakep sirnah sudah….alih-alih malah Ami yang datang…hehehehe 😀
Moral lessons:
- Listrik padam bisa terjadi dimana saja, termasuk di Australia
- Sediakan senter dan lilin (bukan lilin ultah ya)
- Jangan kebayakan nonton film horror…karena kalau lagi panik suka kebayang-bayang 😦
The End 🙂
masih ada satu misteri tersisa…
apa yg rusak? apa tukang listriknya jadi dateng?
trus samting-samting meter itu apa
–> bukan satu misteri donk..tapi 3 misteri..hehehehe 😀
Jadi itu mati listrik atau listrik di rumah yang error? Kok nggak ada tanda-tanda kedatangan mas-mas yang cakep yang baikin listriknya 🙂 ?
–> ga tau mas..ga jelas…padahal saya ngarep banget si mas2 ganteng bakal datang
*baru bisa menghela napas setelah menamatkan baca*
wah, seru in pengalamannya.
lilin ultah?
ya iyalah… (masak ya iya dong *latah*)
kalau sumbunya sampe bawah, bisa-bisa kue ultah gosong.
alhamdulillah gak ada apa-apa yang bahaya.
tapi senam jantung juga dong ya?
ini nih kalau keseringan baca cerpen suspense pak suhadi.
malah nyalahin pak suhadi. 😆
–> iya mbak lilin ultah, itu satu2nya lilin yg bisa aku temuin…iya nich karena keseringan baca cerpen/cerbung suspense pak Suhadi *latah ikutan nyalahin*
brarti lampu menyala ga lama sebelum Ami buka pintu rumah? brarti Ami donk yg tau begimana cara ngidupinnya 🙂
tapi yg bagian pintu kayu kebuka asik tuh suspensenya. The best part dari perspektif menegangkan 🙂
Pesen gue cuman satu deh, kalo di negeri orang kudu tripple ati2x. Kalo mau minta tolong susah. Teriak tolong aja ga ada yg ngerti.
–> ami jg ga tau kok…iya kudu hati2 selain ga ada yg ngerti kata ‘tolong’ …kalau dah panik kemampuan bahasa asing suka ilang ngedadak…hahaha 😆
ikutan nambah pertanyaan,
itu lilin celebrationnya berbentuk lilin angka 4,
bekas dipakai peringatan apakah yang ada angka 4-nya?
peringatan 4 tahun mba Iin jadian dengan si dia?
peringatan 4 tahun mba Iin terdampar di aussie?
atau peringatan 4 tahun mba Iin ngga ngompol lagi?
*kaburr*
–> itu artinya:
4 jitakan buat kucing iseng
4 cubit kecil buat ngatain aku ngompol
4 langkah buat ngejar kucing sambil bawa sandal jepit
wew kok dalam keadaan genting masih mikirn hemat biaya!
tahan SMS aja daripada nelpon!
wkeekekekek
–> itulah
pelitnyahebatnya saya…hihihi 😀kalo saya uda pasti langsung kunci pintu rumah dan duduk2 di luar yang agak terang hehehe
–> fen, kalau suhu udara diluar seperti di Bali dgn senang hati nongkrong diluar….tapi 8 derajat? mmm…lebih aman di dalam kayanya…hehheheh 😀
kenapa lilin itu 4? jangan2 ultah anakmu yang kemaren itu ya Ind?
** ikutan kabur **
–> Eruuuuuuuuuuu!!!!!! *mengejar dgn penuh semangat sambil ngacung2in bakiak kayu (lebih dahsyat efek lemparannya dari sandal jepit)* 😡 ….. mau berubah profesi jadi wartawan gosip yah…merusak pasaran orang ajah…
He.he…saya terima disalahin sama 2 orang latah. Eit, gila pasti seram ya. Bisa ngebayangin.
Dua cerpen terakhir gak horor lagi kok.
Denger ceritamu di part2 ini, saya jadi ingat waktu kebagian kamar di ruang perpustakaan waktu masih nginap di smpn 3 danau panggang. Lampunya suka mati-nyala, mati-nyala gitu. Trus sering dengar suara langkah kaki di antara rak-rak buku yang tinggi itu. Tapi pas saya kejar dan cari, tak ada siapa-siapa. Cuma gelap pekat. Hii…takut! 👿
–> wah pengalaman pak Suhadi serem jga, iya nich pak kalau malam2 suka super sensitif telinganya..mana gelpa pula…
Sangkain di australia nga ada giliran pemadaman listrik .. 🙂 , udah sedia lilin belum sekarang ? jaga-jaga kena giliran pemadaman listrik lagi
–> sangkain jg gitu ternyata pemadaman listrik ada dimana2 😉 lilin baru mau dibeli…hehehe
( ada yang ketinggalan komentnya ) wah ada kemajuan suka nonton film horor ya ? sangkain suka film drama …., take care aja
–> suka nonton film horor walaupun penakut…heheheeh..aneh yah 🙂
hehe, kalo ditambahin backsound horor jadi yahud juga tuh critanya. btw,ga perlu takut sama sadako, kan adanya di jepun sono.. so, no problemo bt nerusin ^banyakin^ nonton pilem horornya, asal bukan pilem horor aussie 😀
–> biarpun Sadako ada di jepang..tapi dia kan bisa keluar dari TV..gimana hayoooo???? 🙄
kirain di Semarang, tiwas deg-degan pengin ketemu 😀
ternyata salah ketik ya Mbak, harusnya sekarang
salam kenal dari cah semarang
–> salam kenal mas..jgn deg2an kalau ketemu saya…ga nggigit kok
hAPPY bIrThDAY YA … [ lho !!]
Semua gara-gara mati lampu !!
–> halah…ini lagi pake happy b’day…wis telat mas
mbak, ongkos jasa perbaikan listrik dari anda belum saya terima. tolong hubungi bos saya.
–> abis mas ga bilang2 kalau mau perbaiki…. 🙄
“brarti lampu menyala ga lama sebelum Ami buka pintu rumah? brarti Ami donk yg tau begimana cara ngidupinnya”
Enggak kok…enggak tau, tapi kedatangan diriku memang selaluuuuuu membawa pencerahan..
Baidewei In, akhirnyaaa…setelah kutunggu-tunggu… namaku muncul jugaaa
*melambai kepada para penggemar*
halo semuaaaaa… ini ami yang kedatangannya di saat tragedi itu membuat iin jadi begitu bahagia…
–> Emang saat itu bahagia banget Ami datang, biasa2nya Ami datang aja ga tau…hahahaha 😆
Salam
Sumpah gw ikut-kutan deg-degan bacanya..ah masuk X-files nih misteri belum terpecahkan 🙂
–> iya mbak sampai sekarang ga tau gimana bisa nyala lagi…
Wah wah wah mbak Indira, memang kalo dosis pelem horornya kebanyakan, bisa kaget2an tanpa ada penyebab yang jelas…
Mending nonton Tom and Jerry aja mbak…
Weleh weleh, di Aussie aja kok bisa takut, di sana super aman kan.. paling dicokot kanguru sama koala…
@@Rehab Your Life! http://www.dokterandi.com.
–> wah jgn salah dok, di aussie bisa ga aman juga. kemaren rumah teman saya habis dibobol maling pas kita pada upacara 17-an di Konjen….laptop 2 biji amblas…ingat2 kata bang napi…waspadalah…waspadalah 😀