The Blings of My Life – it’s more than just a book

This posting is dedicated to Lala 😛

Siang itu selepas bersih-bersih rumah (sejak mudik ke Bali saya beralih profesi dari student menjadi staf ahli mama bidang 2N, alias Ngepel dan Nyapu 😀 ), tiba-tiba ada telp dari jasa pengiriman barang dan paket yang menanyakan detail alamat rumah saya. Wah…ada yang mau kirim-kirim sesuatu neh buat saya…dan saya langsung ingat buku yang saya menangkan dari ikutan kuis disini. Tak lama kemudian ada motor berhenti di depan rumah dan si mas yang tadi telp ternyata sudah tiba dengan selamat bersama paket dari Lala 😀 …. Ahhhh senangnya!

Iin : Susah mas cari alamatnya?

Mas : Lumayan mbak, dah dari kemaren muter-muter…

Waduh saya langsung merasa bersalah, sudah dari kemaren si mas muter-muter nyariin rumah saya 🙄 .

Iin : Mau saya telponin orang tuanya mas? Pasti mereka khawatir mas ga pulang dari kemaren karena nyariin alamat saya

Mas : Nggak usah mbak, saya sudah sms kok…

Hehehe…pembicaraan terakhir cuma hasil imajinasi tambahan saya saja .

Anyway, dengan nafsu semangat saya membuka paket berbungkus coklat itu dan holaaa!!!!! The Blings of My Life langsung dikirim oleh penulisnya dan dibubuhkan tanda tangan dan beberapa baris ucapan khusus buat saya…hiks jujur bikin saya sangat terharu 😥 . Begini ucapannya:

To my lovely sister Indira (Lala tau banget menilai saya…I’m indeed lovely 😀 )

Selalu tebarin senyum, ya…

Life wasn’t meant to be easy…

So? Why worry…

We are not alone… 🙂

Belum genap setahun kami saling mengenal lewat dunia yang disebut blog, tapi it feels like we’ve known each other for years. Buku ini saya lahap dalam 2 kali 1.5 jam perjalanan dengan pesawat. Setengahnya dalam perjalanan Bali – Jakarta dan sisanya saya tuntaskan dalam perjalanan Jakarta – Bali. Warning buat pembaca sejenis saya yang susah menahan emosi saat membaca, please jangan baca buku ini di tempat umum. Saya tipe pembaca yang mudah sekali terbawa secara emosional karena buku yang saya baca. Kalau lucu ya bisa senyum sampai ngakak sendiri, dan sebaliknya kalau sedih saya bisa nangis-nangis Bombay. Buku ini sukses membuat saya diliatin orang-orang saat menunggu pesawat berangkat di bandara Soekarno-Hatta karena senyam senyum dan ketawa kecil sendiri, ditambah dengan mata berkaca-kaca dan kesibukan mengelap air mata yang mulai menggenang diujung mata.

Suer ini postingan bukan pesan sponsor dari Lala, hanya tulisan sederhana tentang buku yang luar biasa. Lala menulis dengan hati, dengan bahasa sederhana yang membuat pembacanya bisa merasakan kejujuran penulisnya. Mungkin orang yang sirik akan berkata “Ah..itu kan hanya kumpulan cerita sehari-hari. Semua orang juga bisa nulis begituan!” Tenang La, kalau ada yang ngomong situ bakal gw omelin 7 hari 7 malam 😀 . Ya, memang benar bahwa hal-hal yang diceritakan Lala dalam bukunya mungkin saja pernah kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Tapi tak semua orang bisa mengalaminya dan menjadikannya sebuah kumpulan kamus pengalaman hidup which brings someone named Lala always moves a step forward. Kepingan-kepingan mozaik kehidupan yang merupakan bagian proses pembelajaran tanpa henti…coz for her Life is about learning 😛 .

Kalau saat ini banyak tulisan, thesis, skripsi atau review yang mengutip ucapan tokoh-tokoh terkenal seperti Shakespeare, John F. Kennedy atau lyrics lagu, this time I’d like to cite a quote from an inspiring young writer:

Kita semua…kamu, saya, mereka…

adalah manusia-manusia yang sangat spesial

please keep that in mind, will ya…!

(Lala Purwono, 2008, p.154)

Harusnya hanya pake nama belakang, tapi ini reference style ala Indira khusus buat Lala 🙂 . Keep on writing darl, u got the talent and are surrounded by people who love u….including me 😛 . Thank you for sharing this beautiful book full of inspirations….love u sist!

Advertisement