Idul Adha 2008

Alhamdulillah tahun ini bisa merayakan Idul Adha bersama keluarga di tanah air 🙂 . Buat rekan-rekan blogger yang merayakan Indira dan keluarga mengucapkan:

“SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA

MOHON MAAF LAHIR & BATIN”

Selepas Subuh, hujan mengguyur kota Denpasar, tapi kamipun bersiap-siap untuk shalat Id di masjid saja. Tapi alhamdulillah pukul 6.15 hujan reda dan dengan berjalan kaki, saya, mama dan papa menuju lapangan Renon untuk melaksanakan shalat. Sekali lagi kami mengucap syukur karena walaupun habis diguyur hujan, lapangan tidak becek atau tergenang air :razz : . Belum banyak yang datang, saya dan mamapun ambil posisi paling depan *jadi kalau ada stasiun TV yang meliput kemungkinan kami untuk tertangkap kamera cukup besar* :mrgreen : . Lapangan ini hanya berjarak 5 menit dengan berjalan kaki dari rumah kami, nanti saya akan buat tulisan khusus soal monumen Badjra Sandhi yang ada di lapangan ini.

Mulai kami tiba di lapangan, sampai shalat Id usai, ada seorang anak kecil yang tidak berhenti menangis memanggil-manggil ayahnya. Suara anak itu sampai serak sekali. Ketika saya menoleh ke belakang, tampak anak itu sedang dipangku ibunya, sedangkan ibunya dengan tambak flat diam saja tidak melakukan apa-apa untuk menenangkan anaknya. Kemudian terjadilah perbincangan singkat antara mama dan saya :

Iin : Ma, Iin waktu kecil kalau diajak shalat Id ke lapangan ga pernah nangis-nangis kan ?

Mama : Nggak pernah

Iin : Alhamdulillah 🙂 *dengan wajah bangga*

Mama : Soalnya begitu sampai di lapangan pasti kamu molor

Iin : Gubrakssssssssss :oops :

Ketika khotbah Id hampir berakhir tiba-tiba hujan turun lagi dan semakin lama semakin deras. Untung kami sudah membawa payung, tapi tetap saja sebagian pakaian basah. Sedangkan jamaah lain yang sebagian besar tidak membawa payung pada kocar kacir menyelematkan diri. Ada yang menggunakan plastik sebagai, tikar atau sajadah sebagai penutup kepala agar tak terlalu basah.

Sampai di rumah makanan sudah siap. Teman-teman sekedar informasi, kali ini saya bisa menikmati ketupat original dan bukan instant, lengkap dengan sambal goreng ati dan gule 😀 .

O…ya sempat juga foto-foto nasis bareng mama 😀 , sayangnya karena ga pake kamera saya tangan jadi agak kaku dan fotonya agak kacau gituh *wajah mama selalu mendominasi gambar, saya jadi tersaingi* 😦 . Tapi gpp deh, yang penting ada fotonya 😀 . Bagaimana dengan hari Idul Adha di tempat kalian?

Mama & papa juga ga kalah narsis

Hasil jepretan mama

Hiks...mama ga mau minggir dikit nih...